Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Andika Wibawa, menyoroti sejumlah persoalan klasik yang masih membelit ibu kota provinsi. Mulai dari jalan rusak, talud jebol, hingga masalah pengelolaan sampah yang tak kunjung tuntas.
“Ada beberapa titik yang masih menghadapi persoalan, seperti jalan di gang-gang kecil yang rusak. Talud di sejumlah wilayah juga banyak yang jebol dan butuh perbaikan segera,” kata Andika, Senin (4/8).
Isu sampah disebutnya sebagai masalah paling mendesak. Warga Teluk Betung Timur, misalnya, mengeluhkan bau menyengat dan limbah cair dari TPS Bakung yang mengalir ke permukiman.
“Warga memang mengusulkan perluasan lahan TPS Bakung, tapi itu tidak mudah karena soal lahan dan anggaran. Yang dibutuhkan adalah teknologi pengolahan sampah yang efektif—mulai dari pembakaran, daur ulang, hingga penyaringan limbah cair,” jelas Ketua DPC Gerindra Kota Bandar Lampung itu.
Ia juga menyinggung keterbatasan armada pengangkut sampah. Warga di wilayah Pengajaran, sekitar eks-Bank Bukopin, mengeluhkan sampah hanya diangkut seminggu sekali.
“Masalahnya, armada motor pengangkut banyak yang rusak atau tidak tersedia. Ini terlihat sepele, tapi sangat penting. Kalau TPS penuh atau ditutup, warga bingung harus buang sampah ke mana,” ujarnya.
Menurut Andika, pengelolaan sampah tidak bisa hanya dibebankan ke Pemkot Bandar Lampung. Perlu sinergi dengan pemerintah provinsi, bahkan wacana pembangunan pusat pengolahan sampah regional layaknya Bantar Gebang di Jakarta.
“Kalau di Bakung sudah tidak memungkinkan, harus dicari lokasi baru, misalnya di antara Lampung Selatan dan Bandar Lampung. Tapi harus dibarengi teknologi pengolahan yang memadai,” tegasnya.
Andika mengakui kondisi keuangan daerah yang defisit jadi tantangan besar. Meski begitu, ia berharap aspirasi warga tetap ditindaklanjuti dinas terkait.
“Masalah sampah ini menyangkut kenyamanan dan kesehatan masyarakat. Kami akan terus mendorong agar solusi segera ditemukan,” pungkasnya.
