Mahasiswa Itera Magang Riset Nanopartikel Nikel di Malaysia

Vina Alfionita, mahasiswa Program Studi Fisika Institut Teknologi Sumatera (Itera), mencatatkan prestasi membanggakan lewat partisipasinya dalam riset internasional di bidang fisika material. Ia menjalani program magang riset selama tiga bulan (Oktober–Desember 2024) di Centre for Research in Advanced Fluid and Processes (Fluid Centre), Universiti Malaysia Pahang Al-Sultan Abdullah (UMPSA), Malaysia.

Dalam risetnya, Vina fokus pada sintesis dan karakterisasi nanopartikel nikel sebagai bahan potensial katoda baterai lithium-ion. Ia juga mengeksplorasi pemanfaatan logam tanah jarang (LTJ), termasuk nikel, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini menjadi bagian dari pengembangan material fungsional yang mendukung teknologi energi masa depan.

“Kegiatan utama saya selama magang meliputi diskusi harian bersama pembimbing, kajian literatur, serta pelatihan penggunaan berbagai alat karakterisasi material seperti XRD, SEM, dan FTIR,” ujar Vina.

Bagi Vina, program ini merupakan peluang emas untuk memperluas keahlian dan membangun relasi akademik lintas negara. Ia mengaku termotivasi sejak awal untuk mengikuti riset kolaboratif berskala internasional dan merasa beruntung bisa belajar langsung dari peneliti profesional di bidang fisika material dan fluida, dengan dukungan fasilitas laboratorium yang canggih.

“Atmosfer kolaboratif di Fluid Centre UMPSA benar-benar membuka wawasan saya tentang dunia riset internasional,” ujarnya.

Sebelum mengikuti program ini, Vina telah menjalani program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Balai Penelitian Teknologi Mineral, BRIN di Lampung Selatan. Di sana, ia mendalami karakteristik material logam dan mengasah ketertarikan pada penelitian berbasis nikel.

Seleksi untuk mengikuti program magang internasional di UMPSA pun tidak mudah. Ia harus melewati proses kompetitif yang menuntut penguasaan ilmu fisika material, keterampilan menulis proposal ilmiah, kemampuan berpikir kritis, serta komunikasi dalam bahasa Inggris.

“Bisa lolos program ini tidak mudah. Saya banyak belajar mulai dari menulis proposal riset, meningkatkan kemampuan analisis, hingga melatih komunikasi ilmiah,” jelas Vina.

Selama proses riset, Vina menggunakan berbagai alat karakterisasi canggih bertaraf internasional seperti:

  • X-Ray Diffraction (XRD) untuk menganalisis struktur kristal

  • Scanning Electron Microscopy (SEM) untuk melihat citra permukaan material

  • Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) untuk analisis spektrum inframerah

  • X-ray Photoelectron Spectroscopy (XPS)

  • Thermal Gravimetric Analysis (TGA)

  • Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) dan GC-Thermal Conductivity Detector (GC-TCD)

Pengalaman ini memperkaya kemampuan teknisnya dalam bidang riset material, sekaligus menjadi bekal penting menuju karier ilmiah yang lebih luas.

Vina kini tengah menunggu proses publikasi artikel ilmiah internasional dari hasil penelitiannya. Ia berharap pengalaman ini menjadi batu loncatan untuk melanjutkan studi dan berkontribusi dalam pengembangan teknologi energi berkelanjutan.

“Kesempatan ini bukan sekadar pengalaman riset, tetapi juga membentuk saya sebagai calon ilmuwan yang siap bersaing di ranah global,” tutupnya.

Exit mobile version