Anggota DPRD Lampung Dukung Wacana Wajib Militer, Asal Tepat Sasaran

Anggota Komisi V DPRD Provinsi Lampung, Andika Wibawa, menyatakan dukungannya terhadap wacana program wajib militer bagi pemuda dan remaja yang diusulkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Menurut Andika, program tersebut dapat diadopsi di Provinsi Lampung asalkan diterapkan secara tepat sasaran dan melalui evaluasi yang matang.

“Pelatihan wajib militer tidak hanya membentuk fisik yang kuat, tetapi juga membina mental generasi muda, khususnya dalam hal kedisiplinan dan rasa hormat,” ujar Andika usai menghadiri Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kedaton, Sabtu (10/5).

Ia menilai, maraknya kenakalan remaja dan perilaku menyimpang, terutama di kalangan anak putus sekolah, dipicu oleh kurangnya perhatian keluarga, pengaruh lingkungan, serta paparan konten negatif dari media dan teknologi.

Andika mencontohkan kondisi di kampung halamannya di Lampung Tengah, di mana banyak remaja terjerumus dalam tindakan kriminal seperti pembegalan. Tindakan itu, kata dia, tidak jarang dilakukan demi alasan ekonomi atau sekadar memenuhi kebutuhan hiburan.

Ia juga menekankan pentingnya pemberian arahan dan kegiatan positif bagi generasi muda. Meskipun teknologi, termasuk media sosial, memiliki sisi negatif, menurut Andika, masih ada peluang positif yang bisa dimanfaatkan, seperti menghasilkan konten kreatif untuk memperoleh penghasilan tambahan.

“Sekarang ini ada anak-anak yang bisa membuat konten di TikTok dan menghasilkan uang. Meskipun tidak besar, itu sudah bisa membantu kebutuhan pribadi mereka,” ujarnya.

Terkait wacana wajib militer, Andika menyarankan agar program tersebut diterapkan secara bertahap dan dievaluasi terlebih dahulu di tingkat nasional. Ia mengingatkan agar pemerintah memperhatikan kesiapan daerah serta respons masyarakat, terutama dari kalangan orang tua.

“Kita mendukung, tapi harus dilihat dulu hasilnya di Jawa Barat. Jangan sampai menimbulkan polemik, apalagi jika menyangkut anak perempuan. Tentu banyak orang tua yang khawatir,” kata Andika.

Ia juga menegaskan pentingnya penetapan batas usia yang jelas dalam pelaksanaan program wajib militer agar tidak salah sasaran.

“Untuk anak usia SMP saya rasa masih terlalu dini. Tapi jika sudah SMA dan cukup matang, program ini justru bisa membentuk karakter mereka. Yang paling penting adalah menjangkau anak-anak putus sekolah usia SMA, karena negara bertanggung jawab terhadap anak-anak terlantar dan fakir miskin,” pungkasnya.

Exit mobile version