Pemprov Lampung Gandeng Itera, Dorong Industrialisasi Desa untuk Tingkatkan Ekonomi

Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menggandeng Institut Teknologi Sumatera (Itera) untuk memperkuat riset dan pengelolaan komoditas unggulan daerah. Tujuannya, agar komoditas itu bisa dikelola mandiri dan memberi nilai tambah langsung bagi masyarakat desa.

Menurut Mirza, jika rantai produksi dari hulu ke hilir bisa dikuasai masyarakat Lampung, pendapatan per kapita akan meningkat signifikan.

“Faktanya, 70 persen uang dari Lampung justru mengalir keluar daerah. Ini yang bikin kemiskinan tinggi dan IPM kita rendah,” kata Mirza saat berkunjung ke Itera, Selasa (2/9).

Ia menyebut industrialisasi berbasis desa jadi kunci. Misalnya lewat pengeringan hasil panen, pengolahan singkong menjadi produk turunan (mokaf), hingga produksi pakan ternak dari jagung. Konsepnya, bottom-up economy atau menarik aliran uang dari kota ke desa lewat mekanisme harga komoditas, koperasi Merah Putih, hingga program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Kedatangan Mirza disambut langsung Rektor Itera I Nyoman Pugeg Aryantha bersama jajaran kampus. Rektor mengajak Gubernur meninjau sejumlah pusat inovasi, mulai dari pengembangan padi lahan kering, Gedung IWACI, sampai Kebun Raya Itera.

Menurut Nyoman, lahan kering bisa jadi solusi atas keterbatasan sawah konvensional dan berkurangnya minat generasi muda untuk jadi petani. “Kami ingin Itera hadir bukan sekadar kampus, tapi pusat inovasi yang menjawab kebutuhan pembangunan Lampung dan Indonesia,” ucapnya.

Itera sendiri punya tiga fakultas besar dengan puluhan prodi, serta pusat riset seperti SDG Center, Halal Service Center, Space Observatory, hingga Botanical Garden. “Sejak 2019 kami sudah bekerja sama dengan Pemprov Lampung. Ke depan, kolaborasi bisa diperluas ke bidang pangan, energi, lingkungan, transportasi, dan pemerataan ekonomi,” ujar Nyoman.

Exit mobile version