Ni Ketut Dewi Nadi Dorong Desa Jadi Basis Gotong Royong dan Ideologi Pancasila

Anggota DPRD Provinsi Lampung, Ni Ketut Dewi Nadi, mengajak masyarakat kembali menumbuhkan budaya gotong royong sebagai roh Pancasila dalam memperkuat persatuan dan pembangunan bangsa.

Pesan itu ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kampung Sido Binangun (SB 9), Kecamatan Way Seputih, Lampung Tengah, Minggu, 12 Oktober 2025.

Acara yang diikuti anggota Ikatan Kelompok Wanita Tani (IKWT) ini berlangsung hangat. Di hadapan puluhan ibu-ibu tani, Ni Ketut menegaskan bahwa perempuan memiliki peran strategis sebagai penggerak harmoni sosial di tingkat desa.

“Gotong royong itu bukan hanya slogan, tapi tindakan nyata yang menjaga kebersamaan dan memperkuat bangsa. Dari desa seperti Sido Binangun inilah nilai Pancasila bisa hidup dan memberi teladan,” ujarnya.

Politisi PDI Perjuangan ini menekankan bahwa Pancasila bukan sekadar dasar negara, tetapi pedoman hidup yang harus diterapkan sejak lingkup terkecil, yakni keluarga.

“Kalau nilai kemanusiaan, keadilan, dan persatuan tumbuh dari rumah, bangsa ini akan kuat. Jangan biarkan perbedaan jadi pemecah, jadikan keberagaman sebagai kekuatan,” kata Ni Ketut.

Hadir sebagai narasumber, Jumail  dan Wakil Bupati Lampung Tengah I Komang Koheri. Keduanya mengingatkan bahwa derasnya arus digitalisasi dan gaya hidup serba individual berpotensi mengikis rasa empati. Menurut mereka, gotong royong harus menjadi benteng sosial agar masyarakat tidak kehilangan jati diri. “Kalau nilai ini luntur, maka bangsa akan kehilangan arah,” ujar Jumali.

I Komang Koheri menambahkan, sektor pertanian bisa menjadi ruang nyata bagi praktik gotong royong.
“Kerja bersama di lahan, saling bantu saat panen, itu bentuk Pancasila yang hidup,” katanya.

Camat Way Seputih, Kepala Kampung Sido Binangun, dan Kepala Dinas Pertanian I Nyoman Gunadi turut hadir dan memberi apresiasi atas inisiatif pembinaan ideologi di tingkat akar rumput.
Kegiatan ditutup dengan dialog interaktif. Para ibu anggota IKWT antusias berbagi pengalaman soal bagaimana gotong royong diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dari urusan pertanian hingga kegiatan sosial desa.

“Kalau gotong royong tumbuh dari desa, maka Indonesia akan teguh di masa depan,” tutup Ni Ketut Dewi Nadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *