Anggota DPRD Provinsi Lampung, Budiman AS, mengingatkan bahwa Indonesia tengah menghadapi ancaman serius terkait degradasi moral di tengah derasnya arus digital.
Hal itu ia sampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila dan Wawasan Kebangsaan di Kelurahan Keteguhan, Telukbetung Timur, Minggu (12/10).
Menurut Budiman, maraknya penyalahgunaan gadget justru melahirkan berbagai persoalan sosial baru.
“Gadget punya manfaat, tapi juga mudarat. Sekarang muncul geng motor, narkoba, bahkan terorisme lewat HP. Kita khawatir, ke depan bangsa ini akan seperti apa jika nilai-nilai Pancasila terus memudar,” ujarnya.
Politisi Partai Demokrat ini menegaskan bahwa kondisi bangsa saat ini “tidak sedang baik-baik saja”.
Ia mendorong agar nilai Pancasila kembali ditanamkan dalam kehidupan keluarga dan pendidikan untuk membentengi generasi muda dari pengaruh negatif dunia digital.
Dalam kesempatan itu, akademisi Universitas Bandar Lampung (UBL) Anggalana, yang hadir sebagai narasumber, menyoroti rendahnya indeks toleransi di Kota Bandar Lampung.
“Hasil survei nasional menempatkan Bandar Lampung pada urutan 89 dari 94 kota. Ini alarm serius,” ungkapnya.
Moderator Levi Tuzaidi juga mengungkap data mencengangkan: 83,3 persen pelajar SMA mengaku jarang menerima pendidikan ideologi di sekolah.
“Sejak BP7 dibubarkan, pendidikan Pancasila seperti hilang dari ruang kelas. Kita darurat ideologi,” tegasnya.












