Sinergi Pemprov Lampung, Kementan, dan PLN Wujudkan Pertanian Berbasis Teknologi dan Energi

Pemerintah Provinsi Lampung bersama Kementerian Pertanian dan PT PLN (Persero) berkomitmen memperkuat pembangunan sektor pertanian melalui program Electrifying Agriculture dan pompanisasi.

Komitmen tersebut ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Pertanian Provinsi Lampung yang digelar di Ruang Sungkai Balai Keratun, Kantor Gubernur, Kamis (11/9).

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, menekankan bahwa sektor pertanian merupakan tulang punggung ekonomi daerah.

“Hampir 2 juta keluarga di Provinsi Lampung ini adalah petani. PDRB kita hari ini nomor 4 se-Sumatra dan 30 persen nya ini dari pertanian,” ujarnya.

Rahmat menambahkan, kebijakan Presiden Prabowo terkait harga gabah Rp6.500 per kilogram telah berdampak positif terhadap kesejahteraan petani dan stabilitas harga.

“Alhamdulillah capaian triwulan 1 kemarin terhadap stabilitas harga, meskipun masih ada yang di bawah harga 6.500, tapi karena kerja keras bapak-bapak kadis, kerja keras para bupati, kerja keras dan kolaborasi bersama Forkopimda diawasi oleh Kementan, Lampung termasuk daerah yang sangat stabil dalam mengambil harga gabah,” jelasnya.

Ke depan, Pemprov Lampung akan fokus pada pemberian nilai tambah komoditas pertanian dengan menghadirkan dryer (pengering) di desa-desa.

“Saya secara paralel akan memberikan nilai tambah terhadap komoditas-komoditas ini. Kedepan kami akan memberikan nilai tambah terhadap komoditas-komoditas kami yang selama ini tidak pernah dilakukan di desa-desa,” tegasnya.

Menurut Rahmat, hampir semua komoditas Lampung membutuhkan pengering, mulai dari padi, jagung, kakao, kopi, lada, hingga ubi kayu.

“Kunci kemajuan Lampung di dryer. Kunci untuk dryer butuh satu, energi, listrik. Dengan tersedianya pasokan listrik yang cukup di desa, maka semua komoditas yang ada di Provinsi Lampung ini saya bisa dorong se-desa-desa itu memberikan nilai tambah dan bisa jadi ekosistem semua,” lanjutnya.

Ia menegaskan, ketersediaan energi menjadi penentu keberhasilan pembangunan ekonomi desa dan pertanian berbasis teknologi.

“PLN adalah salah satu instrumen yang sangat penting sebagai alat ungkit pertumbuhan ekonomi kami… Insya Allah kalau kita terus kompak, terus berjuang, berkolaborasi sinergi dengan seluruh rekan-rekan baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun dengan BUMN dan rekan-rekan sekalian, insya Allah kita tidak lama lagi akan mendapatkan kemajuan di Provinsi Lampung,” pungkasnya.

Direktur Distribusi PT PLN (Persero), Arsyadany Ghana Akmalaputri, menegaskan dukungan penuh terhadap program pemerintah di sektor pertanian.

“Program pompanisasi Electrifying Agriculture ini sesuatu yang memang kami PLN akan sangat support penuh,” ucapnya.

“Apalagi saat ini pendekatan daripada manajemen PLN adalah sekarang melayaninya secara compassionate. Artinya kita tidak menunggu pelanggan untuk dilistriki tetapi kita akan bersama-sama pelanggan untuk turun ke lapangan memberikan solusi kebutuhannya apa supaya kita bisa mendorong kemandirian energi swasembada sesuai arahan Pak Prabowo, ini akan kami support betul,” tambahnya.

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Teknologi Informasi, Hermansyah, juga meyakini bahwa dukungan PLN akan meningkatkan produktivitas melalui inovasi teknologi pertanian di Lampung.

Sementara itu, General Manager PLN UID Lampung, Rizky Mochamad, melaporkan bahwa hingga 2024 pihaknya telah merealisasikan Electrifying Agriculture di seluruh kabupaten dengan dukungan kelistrikan bagi 4.251 pelanggan dan total kapasitas 24,61 MVA.

Adapun program pompanisasi persawahan 2025 akan mencakup 427 lokasi di Lampung, terbagi dalam tiga prioritas:

  • Prioritas 1: 12 lokasi tanpa perluasan jaringan.

  • Prioritas 2: 63 lokasi dengan pembangunan jaringan <200 meter.

  • Prioritas 3: 352 lokasi dengan pembangunan jaringan >200 meter.

Selain itu, PLN UID Lampung juga mengembangkan sejumlah program strategis, antara lain Optimasi Lahan Non Rawa di 142 lokasi, Rehabilitasi Sumur JIAT di 54 lokasi, serta rencana pengembangan Smart Farming di Desa Trimomukti, Lampung Selatan, yang akan digarap bertahap melalui pembangunan infrastruktur listrik modern.

Program lain yang berjalan adalah Gerakan Listrik Masuk Sawah di Kabupaten Pringsewu sebanyak 46 lokasi pada 37 desa.

PLN UID Lampung kini mengusung konsep PLN Sustainable Agriculture Ecosystem sebagai solusi pengembangan pertanian masa depan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *