TPA Bakung Terapkan Metode Controlled Landfill, 6.623 Pohon Ditanam Kurangi Dampak Lingkungan

Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terus melakukan pembenahan dalam pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bakung, dengan mulai menerapkan metode Controlled Landfill sebagai pengganti sistem terbuka (open dumping).

Metode ini dinilai lebih ramah lingkungan karena sampah yang ditimbun secara berkala akan ditutup dengan tanah, guna mengurangi dampak pencemaran terhadap tanah, air, dan udara.

Pelaksana Harian Kepala DLH Bandar Lampung, Veni Devialesti, mengatakan bahwa progres pelaksanaan metode Controlled Landfill telah mencapai 65 persen dari total target luasan. Meski demikian, proses pelapisan tanah belum sepenuhnya rampung akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung.

“Saat ini, proses metode Controlled Landfill yang dilakukan sudah terealisasi 65 persen. Pelapisan tanah belum selesai dikarenakan kondisi cuaca,” ujar Veni, Rabu (5/3).

Lebih lanjut, DLH akan melanjutkan tahap berikutnya berupa pemasangan geomembran, yakni lapisan kedap air yang berfungsi untuk mencegah air lindi meresap ke dalam tanah.

“Fungsi geomembran sangat penting sebagai penghalang air lindi agar tidak mencemari tanah dan air tanah di sekitar TPA,” jelasnya.

Tak hanya mengandalkan metode teknis, DLH juga menggencarkan program penghijauan di kawasan sekitar TPA Bakung. Hingga kini, sebanyak 6.623 pohon dan tanaman hias telah ditanam guna mereduksi pencemaran, mengurangi bau tak sedap, serta memperkuat struktur tanah di area pembuangan.

“Penghijauan ini sebagai bentuk penguatan lingkungan. Selain memperbaiki estetika, tanaman yang ditanam juga membantu menyerap polutan dan menstabilkan tanah,” imbuh Veni.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Pemkot Bandar Lampung dalam menciptakan sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dan lebih ramah lingkungan. Ke depan, DLH juga berencana mendorong partisipasi masyarakat dalam program daur ulang serta pengurangan sampah dari sumbernya.

“Kami ingin mengedukasi masyarakat agar lebih peduli pada pengelolaan sampah sejak dari rumah. Karena pengelolaan sampah yang baik dimulai dari kesadaran individu,” pungkas Veni.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *