3.137 Jemaah Haji Asal Lampung Telah Tiba di Tanah Air

Sebanyak 3.137 jemaah haji asal Provinsi Lampung telah tiba kembali di Tanah Air hingga Minggu siang, 22 Juni 2025. Kepulangan mereka melalui Debarkasi Antara Lampung mencakup delapan kloter pertama, termasuk Kloter 28 JKG yang membawa jemaah dari Kabupaten Lampung Timur dan Kota Metro.
Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kanwil Kemenag Provinsi Lampung, Ansori, menyampaikan bahwa seluruh proses pemulangan berjalan sesuai jadwal dan dalam kondisi tertib. Kloter 28 JKG tiba dengan jumlah total 392 jemaah termasuk petugas, namun satu jemaah atas nama Kasminah Kusnan Halim dinyatakan wafat di Tanah Suci.
“Hari ini Debarkasi Antara Lampung menerima kedatangan Kloter 28 JKG sebanyak 392 orang. Namun, satu jemaah atas nama Kasminah Kusnan Halim telah wafat di Tanah Suci,” terang Ansori.
Ansori menambahkan bahwa seorang jemaah dari kloter ini, atas nama Sutrisno, mengalami penurunan kondisi kesehatan saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Ia dinyatakan tanazul di Jakarta dan langsung dirujuk ke RS Citanala, Banten, didampingi oleh istrinya.
Dengan tibanya delapan kloter, proses pemulangan jemaah haji asal Lampung masih berlanjut. Sebanyak 11 kloter lainnya masih berada di Tanah Suci, dan akan dipulangkan secara bertahap.
“Besok, Senin 23 Juni 2025, Kloter 30 JKG yang membawa jemaah asal Kabupaten Lampung Tengah dijadwalkan tiba di Debarkasi Antara Lampung pada pukul 20.40 WIB. Kloter ini akan menjadi penutup untuk gelombang pertama,” jelas Ansori.
Sementara itu, gelombang kedua akan dimulai dengan keberangkatan jemaah Kloter 38 JKG asal Kota Bandar Lampung dari Tanah Suci pada 26 Juni, dan dijadwalkan tiba di Lampung pada 27 Juni sekitar pukul 14.00 WIB.
Hingga hari ini, total jemaah haji asal Lampung yang wafat di Tanah Suci berjumlah 13 orang. Pemerintah memastikan proses pendampingan kepada keluarga serta hak-hak jemaah yang wafat ditangani sesuai prosedur.
“Kami terus memantau kondisi jemaah tanazul yang sedang dirawat, termasuk mendampingi keluarga jemaah yang wafat dalam proses penyelesaian hak-haknya. Seluruh unsur petugas bekerja sama untuk menjamin pelayanan terbaik hingga kloter terakhir tiba,” pungkas Ansori.