Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, kenaikan harga kebutuhan pokok kembali membebani masyarakat. Salah satu komoditas yang paling dikeluhkan adalah minyak goreng bersubsidi merek MinyaKita.
Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, Ahmad Basuki, membenarkan adanya lonjakan harga tersebut. Ia menyebut telah menerima banyak laporan dari masyarakat terkait naiknya harga MinyaKita di pasaran.
“Banyak warga yang mengadu. MinyaKita yang sebelumnya dijual sekitar Rp15.700 per liter, kini naik menjadi Rp17.000 bahkan Rp18.000,” ujar Basuki, Senin (2/6/2025)
Menanggapi keluhan masyarakat, Komisi II DPRD Lampung langsung melakukan koordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) Lampung untuk menelusuri penyebab kenaikan harga. Dari hasil komunikasi tersebut, Basuki mengungkapkan bahwa pasokan dari pemerintah pusat mengalami keterlambatan.
“Informasi dari Bulog menyebutkan bahwa pasokan pusat tersendat. Ini yang memicu kenaikan harga di tingkat pengecer,” jelasnya.
Selain pasokan, faktor lain yang turut berpengaruh adalah menurunnya aktivitas ekspor, yang menurut pemerintah pusat berdampak pada distribusi dan stabilitas harga minyak goreng subsidi di dalam negeri.
Ahmad Basuki menegaskan bahwa pemerintah tidak boleh bersikap pasif. Ia mendesak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) serta Bulog untuk segera bertindak dan memastikan ketersediaan stok di masyarakat.
“Negara tidak boleh sekadar menjadi penonton. Dinas Perindag dan Bulog harus aktif berkoordinasi dengan pemerintah pusat agar stok aman dan harga tetap stabil,” tegasnya.
Komisi II DPRD Lampung juga berkomitmen terus memantau perkembangan harga kebutuhan pokok, khususnya menjelang hari besar keagamaan, guna melindungi daya beli masyarakat dari spekulasi harga yang merugikan.